Bistro Prancis Bersuasana Santai

Foto: Bondan W

Jakarta – Keberadaan Sekolah Prancis di Cipete agaknya membuat hadirnya beberapa restoran yang menyajikan masakan Prancis di sekitarnya. Setidaknya, ada empat resto yang saya ketahui berada di radius ini, yaitu: Coquelicot, Praline, Bastille, dan Bokabuka.

Bokabuka berawal dari sebuah kafe kecil. Sekarang, restoran ini sudah membuka lagi ruang makan yang lebih luas persis di seberang kafe awalnya. Restoran ini menyebut dirinya sendiri sebagai Les Francais Bistro. Bistro adalah restoran kecil, setara dengan trattoria dalam nomenklatur Italia.

Tempatnya sederhana, dan harga-harga makanan di sini pun mencerminkan kesederhanaan itu. Namun, harus diakui bahwa Bokabuka berhasil menyajikan masakan Prancis dalam versi yang cukup autentik.

Beberapa hidangan pembuka khas Prancis misalnya adalah: escargots de bourgogne (Rp 115 ribu, 12 butir), salmon pate (Rp 55 ribu), crevettes a la Grecque (kepiting dingin, Rp 55 ribu), dan confit du canard (bebek dingin Rp 55 ribu). Bagi saya, jelaslah escargots-nya tidak boleh dilewatkan. Bila terlalu banyak, Anda juga boleh memesan setengah porsi berisi enam butir siput.

Juga tersedia berbagai salad dan sup bila Anda memerlukan makan lengkap, sebelum siap memesan hidangan utama. Karena hanya bistro, pilihannya memang tidak terlalu luas. Tetapi, yakinlah, apapun yang Anda pilih tidak akan mengecewakan.

Untuk urusan main course – setelah beberapa kali ke sana – rekomendasi saya adalah hachis parmentier (Rp 75 ribu) atau lamb tagine (Rp 85 ribu). Seperti pernah saya kemukakan sebelumnya, hachis parmentier ini bila di negara-negara yang berbahasa Inggris disebut sebagai meat pie. Kita pun mengenal masakan ini sebagai sajian peranakan Indo-Belanda yang disebut pastel tutup. Mirip lasagna, tetapi karbohidratnya bukan dari pasta, melainkan dari kentang ongklok. Di antara lapisan kentang ongklok itu diisi daging cincang dicampur bumbu dan sayuran.

Hachis parmentier
dari Bokabuka berkualitas top markotop. Daging cincangnya bukan sapi, melainkan domba, dicampur buah zaitun hitam, bawang bombai, dan lain-lain. Pie daging ini disajikan dengan sedikit salad.

Lamb tagine sebenarnya bukan masakan khas Prancis, melainkan masakan Maroko yang juga populer di Prancis. Masakan tagine dimasak dalam kuali keramik, berbumbu intens, dan biasanya merupakan perpaduan antara daging dengan buah (termasuk buah kering). Misalnya: ayam dengan kurma, atau daging domba dengan buah zaitun atau persik. Cara memasak seperti ini membuat dagingnya sangat empuk, dengan bumbu yang merasuk ke dalam.

Karena kedua menu unggulannya terbuat dari daging domba, tentu saja ada pilihan lain (Rp 60-90 ribu), seperti: bistik lidah, lasagna kalkun, berbagai jenis pasta, dan boef bourguignonne. Bila Anda penggemar lidah, go for tongue steak-nya yang istimewa.

Bila anggaran Anda sedang cekak, atau sedang kurang kreatif untuk merangkai menu yang ingin Anda santap, pilih saja set lunch seharga Rp 65 ribu (Senin s/d Jumat, pukul 11-15). Set lunch ini tiap hari berubah menunya, terdiri atas: sup atau salad, pasta atau steak, dan dessert. Value for money.

Bokabuka adalah titik awal yang cocok bagi Anda untuk belajar mengenali masakan Prancis – baik dari segi harga, suasana yang casual, maupun citarasanya yang autentik. (Bondan Winarno).(dev/Odi)

Bokabuka
Les Francais Bistro
Jl. Cipete Raya 1 dan 7, Jaksel
Telp: 021 75917471, 7664308

Sumber: Detikfood.com

This entry was published on November 30, 2010 at 18:04. It’s filed under Wisata Kuliner and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Follow any comments here with the RSS feed for this post.

Leave a comment